Minggu, 21 Februari 2010

Kriminolog Yakini Orang Dalam Bank Terlibat


Jakarta - Pembobolan dana nasabah melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) marak terjadi di bank-bank besar. Kejahatan tersebut diyakini melibatkan orang dalam bank yang bersangkutan.

"Kalau dibobol secara sistem pasti ada orang dalam," ujar Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala dalam diskusi di Universitas Taruma Negara, Jl Letjend S Parman, Jakarta Pusat, Kamis (21/1/2010).

Menurut Adrianus, oknum di dalam bank membantu melancarkan aksi pencurian tabungan dengan mengganti PIN ATM nasabah. Modus kejahatan tersebut, menurutnya, sudah familiar di Indonesia khususnya di Jakarta.

Selain menyerang sistem, imbuh Adrianus, pelaku bisa pula memakai cara-cara konvensional, yakni dengan merusak mesin ATM dan mengambil uang di dalamnya. Biasanya pelaku tersebut merupakan spesialis kambuhan.

Untuk itu, lanjutnya, bank perlu memperketat sistem pengamanan mesin ATM guna menghindari pembobolan rekening nasabahnya.

"Pertama, membuat pemilihan tempat yang luar biasa, double surveillance, memakai tidak hanya satpam, tetapi juga adanya masyarakat di sekitar situ yang berfungsi sebagai surveillance (pengamat)," jelasnya.

Kedua, papar Adrianus, mesin ATM harus diberi perlindungan ekstra (extra protection). Perlindungan ektra tersebut diterapkan baik untuk ATM baik yang bersandar di dinding atau berdiri sendiri.

"Misalnya ada barikadenya supaya kalau itu dibobol oleh truk maka truk harus menabrak dulu pembatasnya," jelas Adrianus.

Cara terakhir, imbuhnya, pihak bank membuat hotline dengan kepolisian.

"Tapi semua cara itu ujungnya menambah beban bank menjadi lebih mahal dan
jangan-jangan sudah sampai membebankan kepada kepada nasabah," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar